Di dalam sejarah Gereja, ada begitu banyak serikat di bangkitkan Allah untuk melayani kebutuhan umatnya. Pada situasi dan saat tertentu Allah menggerakan banyak orang untuk melakukan karya dan pelayanan bagi kemuliaanNya dan bagi umat yang membutuhkan pelayanan.
Pada jaman ini, Allah menggerakkan Romo Yohanes Indrakusuma O'Carm untuk mendirikan serikat baru di dalam Gereja. Ada 3 komunitas yang didirikan oleh beliau: Suster Putri Karmel, Frater CSE dan Komunitas Tritunggal Maha Kudus (KTM) yang anggotanya terdiri dari kaum awam. Ketiga komunitas ini bertumbuh di dalam Gereja karena hembusan semangat "Pembaharuan Hidup Dalam Roh" dan mereka ingin menghayati spiritulitas yang sama dengan menjalani visi dan misi yang sama pula. Yang membedakan ketiganya adalah status hidup mereka.
1. Spiritualitas CSE dan Putri Karmel
Spiritualitas CSE dan Putri Karmel merupakan perpaduan dari dua spiritualitas yang berbeda, namun saling melengkapi. Spiritualitas yang berasal dari dua sumber besar, yaitu dari:
- Ordo Karmel Awali, seperti yang diungkapkan dalam Regula Karmel dan yang sepanjang sejarahnya telah dihayati oleh para kudus Karmel. Sejak semula Karmel menekankan hidup doa dan kontemplasi dalam suatu persaudaraan yang penuh kasih dalam keheningan dan kesunyian. Karena itu Putri Karmel dan CSE mendirikan rumah-rumahnya di tempat yang sunyi dan agak terpencil.
- Pembaharuan Hidup dalam Roh, yang juga dikenal dengan sebutan Pembaharuan Karismatik. Namun kami lebih suka memakai istilah Pembaharuan Hidup dalam Roh, sebab ungkapan itu lebih menekankan segi teologis dari pembaharuan tersebut, yang harus dibedakan dari ungkapan sosiologisnya. Dilihat dari segi teologisnya Pembaharuan Hidup dalam Roh itu bukan lain daripada pengakuan, bahwa karya Gereja itu sesungguhnya adalah karya Allah dan bahwa karya Allah hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri. Maka lewat pembaharuan ini CSE dan Putri Karmel mau terbuka terhadap karya Roh Kudus yang saat ini nyata sekali dalam Gereja dan terhadap segala karunia yang dibawakan Roh Kudus khususnya pada zaman kita ini demi pelayanan di dalam Gereja.
Dilihat sepintas lalu spiritualitas Karmel dan Pembaharuan dalam Roh itu bertentangan, tetapi bagi kami yang menghayatinya itu merupakan perpaduan yang sangat harmonis, karena kami lebih melihat Pembaharuan dalam Roh itu dari segi teologisnya, bukan dari segi sosiologisnya. Bila Pembaharuan dalam Roh itu menghantar orang pada pengalaman kasih Allah yang nyata, yang mampu mengubah hidup orang, sebaliknya spiritualitas Karmel mengingatkan kita untuk tetap tinggal pada pokok serta membantu orang terus berkembang dalam hidup baru itu.
2. Visi misi CSE dan Putri Karmel
Visi dan misi CSE dan Putri Karmel secara singkat dapat diungkapkan sebagai berikut:
Dalam kuasa Roh Kudus
mengalami dan menghayati
kehadiran Allah
yang penuh kasih dan menyelamatkan,
sampai pada persatuan transforman,
serta membawa orang lain kepada pengalaman yang sama.
Ungkapan itu dapat diterangkan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Dalam kuasa Roh Kudus: Roh Kudus merupakan dasar dan sumber segala sesuatu, baik untuk mengalami dan menghayati kehadiran Allah, maupun untuk membawa orang lain kepada pengalaman yang sama. Ini dikerjakanNya lewat kuasaNya, yang mencakup segala karunia dan karisma.
2. Mengalami dan menghayati: soalnya bukan hanya untuk mengetahui, melainkan harus sampai pada pengalaman, walaupun tetap dalam iman, namun sungguh-sungguh suatu pengalaman yang nyata, yang menjadi sumber penghayatan.
3. Kehadiran Allah: Kehadiran ini ialah kehadiran Allah yang hidup, yang mengasihi kita, yang peduli akan kita dan yang rindu untuk menyatakan diri kepada kita. Itu merupakan suatu kehadiran yang nyata, sehingga orang yang mengalaminya akan tahu bedanya dan berubah hidupnya.
4. Yang penuh kasih dan menyelamatkan: Kehadiran ini dialami sebagai kehadiran Allah yang penuh kasih, yang mengasihi kita, yang menolong, melindungi, memelihara, yang menyembuhkan dan menyelamatkan. Karena menyelamatkan, maka juga mengubah, memperbaharui serta menguatkan orang yang mengalaminya dan memberikan kepadanya suatu kekuatan dan motivasi baru untuk hidupnya. Karena itu kita dapat selalu mengharapkan pertolonganNya.
5. Persatuan transforman: Kehadiran Allah yang menyelamatkan itu mengubah dan memperbaharui kita, serta mempersatukan kita dengan Allah, mulai dari lubuk terdalam hati kita, sampai pada seluruh lapisan ada kita. Oleh sentuhan-sentuhan rahmatNya kita diubah dan diilahikan sedemikian rupa, sehingga kita benar-benar menyerupai Allah, mengambil bagian dalam hidup Allah sendiri, dalam kodrat-Nya sendiri, seperti kayu yang dimasukkan ke dalam api akhirnya menjadi api sendiri. Oleh transformasi itu seluruh ada dan kegiatan kita diilahikan, sehingga akhirnya segala faal dan perbuatan kita memperoleh nilai ilahi. Satu orang yang sampai pada persatuan transforman ini lebih berharga bagi Allah dan lebih berguna bagi Gereja dan dunia daripada ribuan lainnya yang tidak sampai pada tahap tersebut. Inilah yang menjadi cita-cita serikat dan hendaknya juga menjadi cita-cita para anggota masing-masing dalam keyakinan, bahwa Allah menyediakan rahmat tersebut baginya sebagai anggota Serikat. Seseorang yang sampai pada persatuan tersebut akan merupakan suatu mutiara yang amat berharga bagi Serikat dan Gereja serta dunia. Inilah rahmat yang tidak terperikan.
6. Membawa orang lain pada pengalaman yang sama: Setelah kita sendiri mengalami kehadiran Allah yang menyelamatkan tersebut, walaupun belum sampai pada puncaknya, kita juga mau membawa orang lain kepada pengalaman yang sama, yang begitu membahagiakan itu, supaya merekapun diselamatkan. Namun kita tidak hanya mau mengambilkan orang lain air kehidupan dari sumbernya, tetapi kita juga ingin membawa orang itu ke sumbernya sendiri, supaya dapat minum dari air kehidupan itu secara berlimpah- berlimpah