Allah memangil orang-orang yang dipilihnya sejak semula untuk menjadi pekerja-pekerja di kebun anggurNya. Bukan hal yang mudah untuk mengenali panggilan tetapi juga bukan hal yang sulit untuk dikerjakan. Panggilan itu bisa kita lihat dengan merenungkan masa lalu kehidupan kita. Tuhan telah memanggil kita sejak dalam kandungan ibu kita maka akan ada jejak-jejak yang menunjukkan kemana panggilan hidup kita. Tanda-tanda panggilan tersebar di dalam pengalaman masa lalu kita akan tetapi kesulitannya adalah mengimani, meyakini dan merelakan bahwa kita dipanggil oleh Allah.
Ada sebuah perbandingan menarik untuk menggambarkan arah panggilan ini: jika titik start sebagai awal kehidupan kita di umpamakan dari kota Semarang sedangkan Bali sebagai tujuan hidup berkeluarga dan dan Jakarta sebagai tujuan hidup membiara maka kita dapat melihat tujuan perjalanan hidup kita. Seandainya kita merenungkan, melihat dan mengamati perjalanan yang telah dilakukan dan kita mendapati berada di Cirebon maka jelas bahwa tujuan perjalanan adalah Jakarta dan tidak mungkin ke Bali. Akan tetapi sebaliknya kalau kita kemudian meenyadari bahwa saat ini kita ada di Surabaya maka jelas perjalanan itu menuju ke Bali.
Arah hidup kita sudah nyata di dalam pengalaman-pengalaman yang kita alami di dalam kehidupan ini. maka kita diminta untuk melihat-lihat melalui jendela hidup kita, dimana posisi kita sekarang ini. Itulah panggilan kita.
Selasa, 01 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.